Posted by Damar Saloka Anggoro
» Sunday, January 31, 2016
Ludwig van Beethoven lahir di Bonn, Jerman, pada 16 Desember 1770. Dia yang tertua dari tiga anak pasangan Johann dan Maria Magdalena van Beethoven. Ayahnya, seorang musisi yang suka mabuk namun tetap setia mengajarinya bermain piano dan biola. Ludwig muda sering dibangunkan dari tempat tidur saat tengah malam dan disuruh bermain musik untuk teman-teman minum ayahnya dan ia akan dipukul jika protes. Sejalan dengan Beethoven menjadi tumbuh dewasa, ia harus meninggalkan Bonn dan menuju daerah pusat untuk mengasah kemampuannya.
Pada usia dua belas tahun Beethoven adalah pemain keyboard yang terampil dan murid berbakat dalam komposisi pemain organ pimpinan Christian Gottlob Neefe (1748-1798). Dia bahkan menjadi pengganti sebagai pemain organ gereja ketika Neefe berada di luar kota. Pada tahun 1783 karya Beethoven pertama kali diterbitkan, satu set permainan keyboard diterbitkan dan di tahun 1780-an ia menghasilkan sejumlah karya. Pada tahun 1787 ia pergi ke Wina, Austria, untuk mencari
Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791) dan menjadikannya sebagai seorang guru. Namun kemudian ia terpaksa kembali ke Bonn untuk merawat ibunya yang sakit. Ibunyapun akhirnya meninggal beberapa bulan kemudian. Disusul ayahnya yang meninggal pada tahun 1792.
Pada tahun 1792 Beethoven kembali ke Wina untuk belajar dengan komposer terkenal Joseph Haydn (1732-1809). Beethoven tidak benar-benar puas dengan ajaran Haydn. Beethoven dengan cepat mulai menampakkan bakatnya sebagai pemain keyboard yang brilian dan sebagai komposer muda dengan sejumlah karya yang gemilang. Pada 1795 karya-karyanya diluncurkan.
Beethoven tinggal di Wina dari 1792 sampai akhir hayatnya 1827. Dia jarang bepergian, selain musim panas dan itupun hanya di pedesaan. Pada tahun 1796 ia melakukan perjalanan ke utara Jerman untuk mengunjungi istana Raja Frederick William of Prussia, seorang pemain selo amatir. Kemudian Beethoven membuat beberapa perjalanan ke Budapest, Hongaria. Pada tahun 1808 Beethoven menerima undangan untuk menjadi direktur musik di Kassel, Jerman. Namun beberapa temannya di Wina, yang membentuk kelompok pendukung Beethoven menahannya untuk tetap tinggal di Wina dan menjamin gaji tahunan Beethoven sebesar 1400 florin. Dengan demikian ia menjadi salah satu musisi pertama dalam sejarah yang mampu hidup mandiri dari gaji musiknya.
Credit: www.relatably.com
Pada waktu itu banyak perusahaan rekaman ingin mengontrak Beerhoven. Perusahaan itu membayar fee kepada komposer atas hak karya mereka, tapi tidak ada sistem hak cipta (hak eksklusif untuk menjual dan menyalin karya yang diterbitkan) atau royalti (keuntungan berdasarkan pertunjukan publik dari materi itu) pada saat itu. Karena setiap karya baru muncul, Beethoven menjualnya kepada satu atau lebih dari perusahaan penerbit yang terbaik dan paling bisa diandalkan. Namun perusahaan tersebut harus bersaing dengan penerbit-penerbit rival yang mengeluarkan produk mereka sendiri. Dari kerjasama tersebut justru Beethoven melihat karya-karyanya diterbitkan dalam berbagai versi yang tidak sah, tidak diperiksa, dan sering tidak sama. Beberapa kali selama hidupnya di Wina, Beethoven berencana untuk menerbitkan edisi resmi darinya, dari karya-karya lengkapnya, tapi rencana ini tidak pernah terwujud.
Dua masalah pribadi Beethoven yang paling berat yaitu ketuliannya dan hubungan dengan keponakannya, Karl. Beethoven mulai kehilangan pendengarannya pada tahun-tahun awal di Wina, dan kondisi itu secara bertahap semakin memburuk. Begitu berat masalah itu sehingga sejak 1802 ia benar-benar ingin bunuh diri. Pada tahun 1815 ia menyerah untuk berharap tampil di depan umum sebagai seorang pianis. Setelah 1818 ia tak bisa lagi melakukan percakapan lisan dengan para tamu, yang terpaksa berkomunikasi dengannya melalui tulisan. Masalah kedua muncul ketika ia menjadi wali Karl atas kematian saudaranya tahun 1815. Karl menjadi tidak stabil dan seorang pria yang bermasalah. Ketulian Beethoven dan emosinya berkontribusi pada reputasinya sebagai pribadi yang menyenangkan.
Ketulian Beethoven mempengaruhi kehidupan sosialnya, dan harus mengubah kepribadiannya secara mendalam. Dalam hal apapun, perkembangannya sebagai seniman mungkin akan menyebabkan krisis dalam hubungannya dengan kehidupan musik dan sosial cepat atau lambat. Di tahun-tahun awal ia menulis sebagai pianis-komposer untuk publik namun di tahun-tahun terakhirnya ia menulis untuk dirinya sendiri. Beetoven adalah sosok yang juga peka terhadap sosial, salah satunya keterikatan kepada cita-cita Revolusi Perancis (1789-1799; pemberontakan kelas menengah Perancis untuk mengakhiri kekuasaan mutlak raja-raja Perancis) dan imannya kepada persaudaraan manusia, seperti yang diungkapkan dalam tujuan seumur hidupnya dengan susunan sebuah versi “Ode to Joy,” oleh Friedrich Schiller (1759-1805), terwujud pada bagian terakhir dalam Simfoni Kesembilan.
Tidak ada yang pernah mendengar musik seperti karya terakhir Beethoven; karya itu terlalu maju untuk pemirsa dan bahkan musisi profesional selama beberapa waktu setelah kematiannya pada tahun 1827. Tampaknya, walau bagaimanapun, ia berharap penonton yang akan datang mempunyai pemahaman yang lebih besar dan penghargaan kepada karyanya. Beethoven dilaporkan mengatakan kepada seorang tamu yang bingung dengan beberapa bagian karya lanjutnya, “Karya ini tidak untuk Anda tetapi untuk zaman yang akan datang.”